BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Islam adalah agama yang
sempurna, yang tentunya memiliki dasar pegangan yang lengkap bagi umatnya.
Agama Islam memiliki dua pedoman utama yang harus dijaga dan dipertahankan
kebenarannya yaitu Al-Qur’an sebagai firman Allah dan As-Sunnah sebagai sabda
Rasulullah. Sabagai pedoman dasar, tentunya mecangkup segala aspek kehidupan
sehingga harus djadikan pedoman hidup bagi ummatnya.
Adapun
isi kedua pedoman itu tidak hanya berisi masalah hukum dan ibadah belaka.
Namun, mencakup segala aspek yang ada di dunia ini seperti pada bidang
kedokteran hingga sains. Hal tersebut dapat membuktikan kebenaran adanya sunnah
sebagai pedoman kedua. Sedangkan hal yang masih hanggat diperbincangkan dan
dikaji serta diuji adalah kebenaran antara Sunnah tentang adanya 7 (tujuh)
lapis bumi.
B.
Urgensi
Banyak hal yang
tentunya diharapkan dari kajian singkat ini. Namun, satu hal yang menjadi
sangat urgen yaitu diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pembaca tentang
kebenaran Sunnah yang dibuktikan oleh teori sains yang berkembang.
C.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang
diatas dapat dijadikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
teks hadits tentang 7 (tujuh) lapisan yang ada di bumi?
2. Bagaimanakah
tahrij, tahqiq, dan sarah hadits di atas?
3. Bagaimanakah
ketersambungan antara Sunnah dan teori sains yang berkembang?
BAB
II
PEBAHASAN
A.
Teks
Hadits Tentang 7 (tujuh) Lapis Bumi
Hadis-hadis Nabi
Muhammad SAW yang menjelaskan hal tersebut di atas adalah sebagai berikut:
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ
الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي طَلْحَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ
الرَّحْمَنِ بْنَ عَمْرِو بْنِ سَهْلٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ سَعِيدَ بْنَ زَيْدٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ ظَلَمَ مِنْ الْأَرْضِ شَيْئًا طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ
أَرَضِينَ
“Barangsiapa berbuat kezaliman (menyerobot
tanah orang lain meski hanya) sebatas satu jengkal saja, maka ia akan
dikalungkan kepadanya dari tujuh (lapis) bumi”.[1]
Hadis ini diriwayatkan
oleh Al-Bukhari dalam Shahih Al-Bukhariy, Kitab Bad’ Al-Wahy, dengan redaksi
sebagai berikut:
Kami mendapat hadis
dari Ali bin Abdullah; tuturnya: Kami mendapat khabar dari Ibnu Ulayyah; dari
Ali bin Al-Mubarak; tuturnya: Kamin mendapat hadis dari Yahya bin Abu Katsir;
dari Muhammad bin Ibrahim bin Al-Harits; dari Abu Salamah bin Abdurrahman:
Syahdan ia terlibat
sengketa tanah dengan seseorang. Ia kemudian menemui Aisyah ra. dan
menceritakan permasalahan yang terjadi. Aisyah ra. pun berkata: “Wahai Abu
Salamah, jauhilah permasalahan tanah, karena Rasulullah SAW pernah
bersabda: Barangsiapa berbuat kezaliman (menyerobot tanah orang lain
meski hanya)sebatas satu jengkal saja, maka ia akan dikalungkan kepadanya dari
tujuh (lapis) bumi.”
Hadis
dari Muslim bin Ibrahim, menceritakan kepada kami Abdullah bin Al-Mubarak;
tuturnya: Kami mendapat hadis dari Misa bin Uqbah dari Salim, dari bapaknya ra.
ia berkata: “Barangsiapa yang menyerobot sedikitpun tanah (orang lain)
tanpa haknya, maka pada hari kiamat kelak ia akan ditenggelamkan bersama tanah
yang diserobotnya ke dalam tujuh (lapis) bumi”.
B.
Mufradhat
Dikalungkan kepadanya : طُوَقَه
Tujuh lapis bumi : سَبْعِ أَرْضِيْن
C.
Tahrij
Hadits
Setelah
berusaha menelusuri melalui maktabah tsamilah tentang hadits diatas dengan
redaksi beberapa mufradhat hadits,
ditemukan ada 38 redaksi hadits dari kutubu
sittah sebagai berikut[2]:
Bukhari
|
2272, 2273, 2274,
2956, 2957, 2959
|
Muslim
|
3020, 3021, 3022, 3023,
3024, 3025
|
Tirmidzi
|
1338, 3220
|
Imam Ahmad
|
1524, 1547, 1552,
1553, 1554, 1556, 1559, 1562, 5481, 8472, 8658, 8683, 9212, 16618, 16913,
17131, 21822, 21838, 23217, 23364, 24947, 25027
|
Ad-Dharami
|
2661
|
D.
Sarah
Hadits
Jika dilihat dari
redaksi hadits (tekstual), maka terdapat dua kata kunci yaitu: pertama, hadits tersebut secara umum
melarang segala bentuk kezaliman, dan lebih spesifik lagi tindakan menyerobot
tanah milik orang lain. Kedua, banyak
juga yang menyorot hadits ini dan kemudian dihubungkan dengan keadaan lapisan
bumi yang menyatakan adanya 7 (tujuh) lapisan yang dimiliki bumi.
Sebenarnya banyak
sekali ayat Al-Qur’an dan hadits yang jelas melarang tindak kedzaliman. Namun,
hadits diatas lebih spesifik kepada larangan menyerobot tanah milik orang lain
tanpa mekanisme yang benar. Disamping hal itu, hadits diatas juga
mengisyaratkan adanya 7 (tujuh) lapis bumi. Hamun dari segi lain ternyata
hadits ini masih menimbulkan berbagai perbedaan terutama tentang adanya 7 (tujuh)
lapis bumi itu sendiri.
Pada dasarnya memang
hadits ini menceritakan kisah tentang persengketaan tanah antara Syahban dengan
seseorang dan kemudian dia menemui Aisyah dan menceritakan permasalahan yang
terjadi. Aisyah ra. Berkata: “Wahai Abu
Salamah, jauhilah permasalahan tanah, karena Rasulullah bersabda: “Barang siapa
berbuat kedzaliman (menyerobot tanah orang lain meski haknya) sebagas satu
jengkal saja, maka ia akan dikalungkan kepadanya dari tujuh lapis bumi.””
E.
Korelasi
Antara Sunnah dan Teori Sains yang Berkembang
Setelah para ilmuwan
menemukan bahwa bumi berbentuk bulat telur maka mereka menduga bahwa inti bola
bumi ini mempunyai nucleus dan cangkangnya adalah kerak bumi yang sangat tipis
jika dibandingkan dengan ukuran bumi. Dan diantara dua lapisan ini terdapat
lapisan ketiga yang biasa disebut dengan kata mantel. Namun teori tiga lapisan
ini tidak cukup bertahan lama karena penemuan penemuan yang terbaru dalam
system geologi memberi bukti lain.[3]
Pengukuran
dan percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nucleus dari bumi
itu berada dibawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari
permukaan bumi. Dibawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid
dan pada akhirnya membuat niti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi
suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti ada dua
lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan didalam pusat yang
dikelilingi lapisan zat cair.
Hal
itu diketahui sesudah alat alat pengukurdikembangkan dan memberi para ilmuan
perbedaan yang jelas antar lapisan lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun
ke bawah bumi yang keras, kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat
panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan
terpisah, dimana masing masing itu memiliki kepadatan, tekanan, dan suhu yang
berbeda beda.
Oleh
karena itu para ilmuwan mengklasifikasikan lapisan lapisan bumi menjadi
tujuh lapisan, sebagaimana gambar diatas, sesuai yang ditemukan para ilmuwan
baru-baru ini dengan berbagai metode seperti menggunakan alat pengukur
gempa bumi dan studi medan magnetik bumi, dan juga teknik teknik lain. Berbagai
studi dan penemuan tersebut saat ini diajarkan kepada para mahasiswa fisika
diberbagai universitas.
Selain
itu, Al Qur’an juga menuturkan kepada kita tentang tujuh lapisan langit dan
tujuh lapisan bumi didalam firman Allah yaitu:
Pada
ayat pertama berbicara tentang dua sifat langit, bilangan langit yaitu tujuh.
Dan bentuk langit yaitu berlapis lapis. Inilah ari kata “thibaqan” yang kita
temukan didalam kitab kitab tafsir dan kamus kamus bahasa arab. Sedangkan ayat
kedua menjelaskan bahwa bumi itu menyerupai langit dan hal itu di ungkapkan
pada kalimat “dan seperti itu pula bumi”. Sebagaimana langit itu terdiri dari tujuh
lapis, maka begitu juga bumi yaitu terdiri dari tujuh lapis. Hal ini tidak
hanya terdapat dalam al Qur’an, tetapi dalam sebuah hadits pun Rasulullah
pernah bersabda tentang bumi yang terdiri dari tujuh lapisan, sebagaimana
hadits-hadits berikut ini.
“Dari
Said bin Zaid bin Amru bin Nufail radhiyallahu ‘anhu.: Bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Barang
siapa mengambil sejengkal tanah dengan zalim, maka Allah akan mengalungkannya
di hari kiamat setebal tujuh lapis bumi.”[HR. Muslim][4]
Hadits
yang semisal ini juga diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Dalam
riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa yang menyerobot sejengkal
tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis bumi”.[HR. Bukhori][5]
Kata
menimbun disini diungkapkan dengan kata “thawwaqa” yang berarti meliputi dari
semua sisi.
Al
Qur’an dan sunnah telah mendahului ilmu pengetahuan modern dalam mengungkapkan
fakta ilmiah ini. Selain itu, al Qur’an juga telah memberi kita penjelasan yang
tepat mengenai struktur bumi dengan menggunakan kata thibaqan.
Sedangkan
sebagai hasil dari teori penelitian geofisika membuktikan bahwa bumi erbentuk
dari tujuh lapisan dari dalam ke luar dengan susunan sebagai berikut[6]:
1.
Centrosphere (Inti Bumi)
Adalah necleus atau bagian tengah yang sangat keras yang memiliki
kandungan besi 90%, nikel 9%, ditambah unsur-unsur ringan lain seperti karbon,
fosfor, sulfat, slikon, dan oksigen yang mencapai 1%. Komposisi ini mirip
dengan komposisi meteor-meteor besi.
Garis tengah centrosphere kini mencapai kurang lebih 24,2 km, dengan rata-rata
tingkat kepadatan mencapai 10-13,5 gram/cm.
2.
Lapisan
Luar Inti Bumi
Lapisan ini lunak dan elastis atau semi
cair. Lapisan ini meliputi inti bumi dan memiliki komposisi yang hampir sama,
hanya saja lapisan ini berstatus semi cair. Ketebalannya kira-kira mencapai
2.275 km. Antara inti bumi dan lapisan luar inti bumi ini terdapat kawasan
transitory yang memiliki ketebalan 450 km yang kemudian biasa disebut dengan bagian
terbawah lapisan luar inti bumi
3.
Lapisan
Terbawah Pita Bumi (Pita Bawah)
Adalah lapisan keras yang mengelilingi
lapisan luar inti bumi (yang lunak). Ketebalan lapisan ini mencapai 2.215 km
(dari kedalaman 670 km hingga kedalaman 2.885 km). Lapisan ini dipisahkan dari
pita tengah yang berada di atasnya oleh bidang diskontinuitas gelombang getar
yang mengakibatkan gempa.
4.
Lapisan
Tengah Pita Bumi (Pita Tengah)
Adalah lapisan kerang yang ketebalannya
mencapai kira-kira 270 km. Dari bawah dan atas, lapisan ini dipisahkan oleh dua
bidang diskontinuitas gelombang getar. Bidang yang satu terletak pada kedalaman
670 km sedangkan yang lain terletak pada kedalaman 400 km di bawah permukaan
bumi dan memisahkan dengan pita atas.
5.
Lapisan
Teratas Pita Bumi (Pita Atas)
Adalah lapisan elastis atau semi cair
yang memiliki tingkat kepadatan dari kertakan yang sangat tinggi. Kadar fusi di
dalamnya mencapai kira-kira 1%. Oleh karena itu lapisan ini terkenal dengan
sebutan “lapisan lunak bumi” (ithaq
adh-dha’f al-ardhi). Lapisan ini membentang antara kedalaman 65-120 km dan
kedalaman 400 km di bawah permukaan bumi sehingga ketebalannya berkisar antara
335-380 km.
6.
Lapisan
Bawah Kerak Bumi
Ketebalan lapisan ini berkisar antara
5-8 km di bawah permukaan air laut dan samudra atau antara kedalaman 60-80 km
dan 120 km di bawah permukaan bumi. Dari bawah lapisan ini dibatasi oleh batas
teratas lapisan bumi. Adapun dari atas dibatasi oleh garis diskontinuitas
gelombang getar yand disebut mohorovicic
discontinuity.
7.
Lapisan
Atas Kerak Bumi
Ketebalan lapisan ini berkisar antara
5-8 km dibawah dasar laut dan samudra atau rata-rata antara 60-80 km di bawah
benua. Laisan yang berada di bawah benua ini biasanya tersusun dari batu-batu
granit yang dilapisi oleh penutup tipis yang berasal dari sedimen dan debu.
Komposisi lapisan ini dimonopoli oleh unsur-unsur ringan. Lapisan ini juga
kebanyakan terdiri dari batu-batu basis dan batu-batu suprabasis dan beberapa
sedimen yang terdapat di dasar laut dan samudra.
Selain hadits diatas, Al-Qur’an juga
mendukung pernyataan hadits tersebut, seperti pada surat Ibrahim
يَوْمَ تُبَدَّلُ
الأرْضُ غَيْرَ الأرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ
الْقَهَّارِ
"(Yaitu) pada
hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit,
dan mereka semuanya berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa, lagi
Maha Perkasa."[7]
Firman Allah di
akhir surah Ath-Thalaq yang artinya:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ
الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperi itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq (65):12)[8]
Juga firman
Allah yang terdapat dalam surah Al-Mulk yang artinya:
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى
فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ
فُطُورٍ. ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ
خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan
payah.” (QS. Al-Mulk (67):3-4)[9]
Kata thiqaban (berlapis-lapis)
pada ayat di atas berarti kebertingkatan (muthabaqah) seputar satu
pusat, dimana yang di luar membungkus yang di dalam. Bukan thibaqan yang
berarti bertingkat-tingkat (thabaqat) satu di atas yang lain secara horizontal
(datar) sebagaimana yang dipersepsikan sebagian kalangan sebelumnya.
Al-Biqa’i ketika
ia mengatakan: Thibaqan berarti “Dzatu Thibaq” (yang
memiliki kesesuaian), dimana setiap bagiannya sesuai dan cocok dengan bagian
yang lain dan tidak ada bagian yang menyimpang. Dan model kesesuaian seperti
ini tidak mungkin terwujud kecuali jika bumi berbentuk bulat. Sementara langit
dunia mengelilinginya dari berbagai sisi layaknya kulit telur mengelilingi
telur. Langit kedua menegelilingi langit dunia dan seterusnya hingga ‘Arsyi mengelilingi
semuanya. Dan Kursi yang berada paling dekat dengan ‘Arsyi bagaikan sebuah
gelang di padang sahara yang teramat luas. Kalangan ahli astronomi menetapkan
bahwa lapisan di atasnya senantiasa menjadi langit bagi lapisan di bawahnya.
Dan tidak ada ayat Alqur’an maupun hadi Nabi yang menyangkal hal tersebut,
bahkan zhahir ayat Alqur’an maupun hadis Nabi SAW justru menyetujuinya.
Kunklusi ini
lebih dikuatkan dengan posisi saling berhdap-hadapannya langit yang begitu luas
dengan bumi yang begitu kecil yang diisyarakan oleh puluhan ayat Alqur’an. Dan
dipertegas lagi dengan isyarat tentang zona pemisah antara langit dan bumi
dalam dua puluh ayat Alqur’an sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:
“Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara
keduanya.” (QS. Maryam (19):65)[10]
Konklusi bahwa
ketujuh bumi berada di dalam bumi kita, dimana setiap lapisan membungkus
lapisan yang di dalamnya, dan bumi lebih lanjut dilingkupi oleh tujuh langit:
yang diawali dengan langit dunia dan dilanjutkan dengan enam langit yang saling
membungkus langit yang di bawahnya, dikuatkan oleh isyarat Alqur’an yang
menyatakan kesesuaian (tathabuq) penjuru langit yang teramat luas dengan bumi
yang teramat sangat kecil. Isyarat tersebut tertuang dalam firman Allah SWT:
“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman (55):33)[11]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jika dilihat dari
redaksi hadits (tekstual), maka terdapat dua kata kunci yaitu: pertama, hadits tersebut secara umum
melarang segala bentuk kezaliman, dan lebih spesifik lagi tindakan menyerobot
tanah milik orang lain. Kedua, banyak
juga yang menyorot hadits ini dan kemudian dihubungkan dengan keadaan lapisan
bumi yang menyatakan adanya 7 (tujuh) lapisan yang dimiliki bumi.
Setelah para ilmuwan
menemukan bahwa bumi berbentuk bulat telur maka mereka menduga bahwa inti bola
bumi ini mempunyai nucleus dan cangkangnya adalah kerak bumi yang sangat tipis
jika dibandingkan dengan ukuran bumi. Dan diantara dua lapisan ini terdapat
lapisan ketiga yang biasa disebut dengan kata mantel. Namun teori tiga lapisan
ini tidak cukup bertahan lama karena penemuan penemuan yang terbaru dalam
system geologi memberi bukti lain
Adapun susunan 7 lapis
bumi yang sudah diteliti adalah sebagai berikut:
1. Centrosphere
(inti bumi)
2. Lapisan
Luar Inti Bumi
3. Lapisan
Terbawah Pita Bumi (Pita Bawah)
4. Lapisan
Tengah Pita Bumi (Pita Tengah)
5. Lapisan
Teratas Pita Bumi (Pita Atas)
6. Lapisan
Bawah Kerak Bumi
7. Lapisan
Atas Kerak Bumi
DAFTAR
PUSTAKA
Software
Maktabah Tsamilah
CD
ROOM Mausu’ah
Al-Qur’an
Digital
Dr.
Zaghlul An-Najjar, “Pembuktian Sains
dalam Sunnah Buku 1”, (Jakarta)
http://situsresmimdk.blogspot.com/2012/11/lapisan-bumi-dalam-al-quran-dan-hadits.html.
[1] Software Maktabah Tsamilah, Bukhari No. 2273
[2] Software Maktabah Tsamilah dan CD ROOM Mausu’ah
[4] Al-Qur’an Digital, dicopy pada tanggal 13 Juni 2013
[5] Al-Qur’an Digital, dicopy pada tanggal 13 Juni 2013
[6] Zaghlr An-Najjar, “Pembuktian
Sains dalam Sunnah Buku 1”, bab 7 lapisan bumi, (Jakarta)
[7] Al-Qur’an Digital, dicopy pada tanggal 13 Juni 2013
[8] Al-Qur’an Digital, dicopy pada tanggal 13 Juni 2013
[9] Al-Qur’an Digital, dicopy pada tanggal 13 Juni 2013
[10]Al-Qur’an Digital, dicopy pada tanggal 13 Juni 2013
[11] Al-Qur’an Digital, dicopy pada tanggal 13 Juni 2013
[12] Google Images
0 komentar:
Posting Komentar