CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 03 Februari 2012

Pemikiran Soekarno “PANCASILA SAKTI 1 JUNI 1945”


Diawal pidatonya pada saat pancasila sakti 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menekankan pentingnya sebuah negara memiliki dasar negara  yang menjadi fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, dipahami dengan jiwa untuk terbentuknya negara Indonesia yang merdeka, kuat serta berprinsip.

Ir. Soekarno juga menyebut pokok negara itu sebagai filsafat hidup. Filsafat hidup yang bukan baru akan dibuat dalam kerangka kemerdekaan Indonesia, namun filsafat hidup yang memang sudah berakar urat dan mendarah daging  sejak lama.

Cita-cita didirikannya negara Indonesia sebagai suatu negara “satu buat semua” dan bukan buat satu golongan, suku, atau agama apapun yang mendasari Ir. Soekarno untuk mengusulkan prinsip kebangsaaan atau nasionalisme.

Kebangsaan yang dimaksud bukanlah nasionalisme dalam pemaknaan sempit yang mengarah pada keogoisan bangsa dengan menempatkan bangsa Indonesia seolah-olah lebih unggul dari bangsa lain seperti halnya Yahudi dengan zionismenya atau Hitler dengan nazinya. Namun nasionalisme dalam pemaknaan sebuah negara bangsa yang utuh sebagai satu kesatuan geopolitik tak terpisahkan yang terletak diantara dua benua dan dua samudera, dari ujung Sumatera sampai ke Papua.

Lebih tegas, Ir. Soekarno mengatakan, “Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak dalam taman sarinya internasionalisme”. Kedua prinsip tersebut oleh Ir. Soekarno kemudian disarikan menjadi satu yang kemudian sering disebut sebagai sosio– nasionalisme.

Demokrasi dalam pemahaman Ir. Soekarno bukanlah hanya demorasi politik yang hanya memberikan kesamaan hak dan kesempatan politik, namun yang tak kalah penting juga adalah kesamaan hak dan kesempatan ekonomi. Kesamaan hak dan kesempatan politik yang tidak diimbangi oleh kesamaan hak dan kesempatan ekonomi, hanya akan memberi ruang bagi lahirnya anarkis dalam politik dan ekonomi berupa penindasan dan penjajahan oleh kaum elit politik yang pemilik modal (kapital) sebagai pemilik kekuasaan politik dan ekonomi terhadap rakyat yang tak lebih hanya menjadi obyek politik dan obyek ekonomi. Sehingga terlihat jelas terjadi kesenjangan antara orang miskin dan orang kaya. Disinilah letak perbedaan yang mendasar antara demokrasi Pancasila dengan demokrasi liberal yang saat ini sedang giat-giatnya dipraktekkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Prinsip Ketuhanan adalah fondasi bagi keempat prinsip yang terletak diatasnya. Ketuhanan yang dimaksud oleh Ir. Soekarno adalah dimana di dalam Indonesia Merdeka setiap orang bebas dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa dengan cara berkeadaban dan berbudaya. Cara berkeadaban dan berbudaya yang dimaksud adalah saling menghormati satu sama lain antar warga bangsa.

Tentang prinsip Ketuhanan, Ir. Soekarno dengan tegas mengatakan, “Bahwa prinsip kelima daripada negara kita ialah Ketuhanan yang berkebudayaan, ketuhanan yang berbudi pekerti yang luhur, ketuhanan yang saling hormat menghormati satu sama lain.” Prinsip Ketuhanan akan mendasari setiap sikap, tindakan dan perilaku dengan spirit cinta dan kasih sayang kepada sesama baik sesama manusia, maupun kepada sesama ciptaan Sang Maha Pencipta.

Rabu, 01 Februari 2012

Bahasa Agama


bahasa agama lebih difokuskan dalam pembahasan bahasa agama dalam Islam, dalam dalam hal ini adalah al-Qur’an.
Bahasa adalah suatu media untuk menyatakan kehadiran sebuah realita dan persona. Sedangkan definisi bahasa agama, terdapat dua pengertianyaitu:
·         bahasa agama ialah kalam Ilahi yang kemudian terabadikan dalam kitab suci (Al-Qur’an). Pengertian ini dilihat dari sudut pandang theo-oriented.
·         bahasa agama adalah ungkapan serta perilaku keagamaan dari seseorang atau sebuah kelompok sosial atau dalam istilah Agama Islam mengarah kepada Hadits (fi’li, qauli, taqriri), Atsar as-Shahabah, Tabi’in, tabi’ al-Tabi’in ataupun para Ulama setelahnya meskipun tidak selalu merujuk kepada kitab suci. Pengertian yang kedua ini, didasarkan terhadap sudut pandang antropo-oriented.
Adapun faktor faktor yang menjadikan bahasa agama menjadi urgen dibahas oleh para teolog dan folosof adalah sebagai berikut:
·         pentingnya menyingkap makna dan pengertian proposisi-proposisi keagamaan dan ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan tuhan.
·         Menganalisi sifat-sifat berita untuk menjauhi dimensi keserupaan, kematerian dan menghidari dari kematian rasional agama.
·         Menyingkap makna dari sifat-sifat yang sama antara manusia dan tuhan seperti ilmu kodrat dan iradah.
·         Kontradiksi antara ilmu dan agama dan untuk memecahkan masalah kontradiksi tersebut dilahirkan bahasa agama.
·         Menganalisa dan mengobservasi keyakinan-keyakinan dan proposisi-proposisi keagamaan dengan tujuan mencerahkan broblematika permasalahan internal agama.
·         Munculnya aliran-aliran khusus filsafat
Setiap kitab suci, begitu telah terbukukan maka secara fisik tekstual ia telah hadir dan duduk sejajar dengan buku-buku lainnya.ia telah menjadi fakta historis. Sedangkan, kemudian yang membedakan adalah sikap pembaca dan respons pembacanya, begitupun dalam memahami gaya bahasa agama maka sikap pembaca sangat berperan. Secara sederhana, terdapat dua kategori bahasa agama (kitab suci), yaitu preskriptif dan deskriptif. Yang pertama preskriptif, struktur makna yang dikandung selalu bersifat imperatif dan persuasif, yaitu menghendaki pembaca mengikuti pesan pengarang sebagaimana terformulasikan dalam teks. Dalam ungkapan-ungkapan preskriptif posisi pangarang menjadi pusat putaran, sementara pembaca diminta mengikuti ajakan dan sarannya. Berbeda dengan deskriptif, jika gaya preskriptif pengarang cenderung memerintah, maka gaya bahasa deskriptif lebih demokratis sifatnya.
Lalu berkenaan dengan isi yang terkandung dalam Al-Qur’an, maka sebagian besar gaya bahasa Al-Qur’an bersifat preskriptif. Kemudian timbul pertanyaan, apakah benar Allah itu adalah Dzat yang diktator ?. Tidak benar jika Allah kita klaim sebagai Dzat yang diktator, yang memaksakan kehendaknya dalam Al-Qur’an untuk diikuti. Karena pada hakikatnya kita tidak akan mengetahui baik-buruk tanpa petunjuk dari Allah swt. Maka Allah kita misalkan sebagai guru yang bijak, beliau akan memilih ungkapan yang tepat ketika berbicara, sesuai ruang, waktu, dan objek yang dituju. Oleh karenanya, dalam Al-Qur’an pesan dan perintah Allah kadangkala dituangkan dalam bentuk narasi deskriptif serta ungkapan-ungkapan metaforis.

Di kalangan Ulama Mutakalllimun (teolog Islam) bahkan terdapat pandangan yang cukup kuat bahwa salah satu kekuatan Al-Qur’an justru terletak pada gaya bahasanya, sehingga para sastrawan handal pada saat itu harus mengakui kekalahan mereka ketika dihadapkan pada tantangan gaya bahasa Al-Qur’an. Gaya serta keindahan bahasa Al-Qur’an tidak bisa dikategorikan sebagai karangan prosa atau puisi, karena bahasa Al-Qur’an sesungguhnya lebih menekankan makna yang sanggup menggugah kesadaran batin dan akal budi ketimbang sekedar ungkapan kata yang berbunga-bunga. Disini perlu diberi penekanan, gaya bahasa hanyalah salah satu aspek saja, sedangkan aspek yang paling fundamental dari Al-Qur’an adalah pada kejelasan dan ketegasan maknanya, terutama menyangkut Doktrin Tauhid dan Hukum.


DONOR DARAH MEMBANGUN SOLIDARITAS MASYARAKAT


Rabu, 30 Januari 2012 ada hal yang  berbeda di lingkungan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tepatnya di poliklinik kampus. Di sana sedang diadakanmya donor darah yang dilaksanakan oleh UKM PMI. Donor darah seperti ini sering diadakan setidaknya setiap enam bulan sekali di berbagai tempat. Selain untuk pelatihan kader UKM PMI itu sendiri, acari ini adalah salah satu rangkaian dari acara-acara yang deselenggarakan untuk memperingati sumpah pemuda. Acara donor darah ini diadakan selama tiga hari terhitung dari tanggal 25-30 Januari.
Pendonor pada hari pertama kali ini adalah sebagaian besar para mahasiswa dan mahasiswi UIN Sunan Kalijaga, namun acara ini dibuka untuk umum yang dilayani pada jam 08.00-14.00 WIB. Para pendonor sangat antusias mengikuti acara donor darah ini. Semua itu tercermin dari banyaknya peserta dan panjangnya antrian yang terjadi di poliklinik kampus. walaupun lamanya antrian, namun tidak mengurangi niat pendonor untuk tetap berpartisipasi.
Menurut panitia, acara seperti ini akan sering diadakan untuk melatih rekan-rekan untuk berbagi kepada saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan. Menurut Faiz, mahasiswa FUSAP UIN Sunan Kalijaga,”acara ini seharusnya sering diadakan untuk latihan berbagi”. Sedangkan menurut ilmu kedokteran, donor darah juga baik untuk badan. Hal itu bisa terjadi karena darah dalam tubuh kita harus perlu diperbaharui sehingga sirkulasi darah berjalan dengan lancar. Banyak para pendonor yang mengaku baru pertama kali mengikuti donor darah. Dari begitu banyaknya peserta ternyata ada yang tidak diperbolehkan mendonorkan darahnya. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan-perempuan yang tidak memenuhi syarat dan alhasil membuat mereka kecewa.
Sedangkan darah para pendonor yang telah terkumpul rencananya akan langsung dikelola oleh PMI Yogyakarta untuk dijadikan persediaan darah. Terpancar raut bangga yang ditujukan oleh Petugas PMI Yogyakarta yang datang disela-sela acara tersebut. Mereka sangat bangga terhadap kontribusi mahasiswa yang tergerak hatinya untuk menggadakan acara seperti ini. Mereka juga akan selalu mendukung acara donor darah yang diadakan oleh rekan-rekan mahasiswa. Mereka pun tak lupa memeberikan pesan untuk selalu berbagi, salah satunya dengan donor darah.